Hari Revolusi Fesyen diperingati setiap tanggal 24 April di berbagai penjuru dunia sebagai momentum LINK ALTERNATIF TRISULA88 penting untuk mengenang tragedi runtuhnya gedung Rana Plaza di Dhaka, Bangladesh, pada tahun 2013. Peristiwa tersebut menewaskan lebih dari 1.100 pekerja pabrik garmen dan melukai ribuan lainnya, membuka mata dunia terhadap kondisi buruk dan ketidakadilan dalam industri fesyen, khususnya model bisnis fast fashion yang mengabaikan keselamatan dan kesejahteraan para pekerja25.
Latar Belakang Hari Revolusi Fesyen
Runtuhnya Rana Plaza merupakan titik balik yang menggugah kesadaran global tentang pentingnya transparansi dan etika dalam rantai produksi pakaian. Gedung tersebut runtuh akibat manajemen operasional yang buruk, ketidaksesuaian prosedur keselamatan, dan masalah legalitas konstruksi. Insiden ini memicu diskusi luas mengenai hak-hak pekerja dan tanggung jawab sosial perusahaan di industri fesyen2.
Sebagai respons atas tragedi ini, gerakan global bernama Fashion Revolution lahir untuk menuntut pertanggungjawaban dari merek-merek fesyen dan meningkatkan kesadaran konsumen tentang siapa yang membuat pakaian mereka. Kampanye ini mempopulerkan tagar #WhoMadeMyClothes yang menjadi simbol perjuangan untuk keadilan dan transparansi dalam industri fesyen5.
Makna dan Tujuan Peringatan
Hari Revolusi Fesyen bukan hanya untuk mengenang korban Rana Plaza, tetapi juga untuk mengajak masyarakat dunia lebih sadar akan proses produksi pakaian yang mereka kenakan. Peringatan ini menekankan bahwa fesyen seharusnya tidak mengorbankan keselamatan dan martabat manusia. Melalui berbagai aktivitas, seperti kampanye media sosial dan edukasi publik, Hari Revolusi Fesyen mendorong perubahan menuju industri yang lebih adil, berkelanjutan, dan manusiawi5.
Peringatan ini juga diinisiasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2018 sebagai bagian dari upaya memperkuat kerja sama internasional dan multilateralisme dalam menciptakan dunia yang damai dan berkeadilan. Dengan demikian, Hari Revolusi Fesyen memiliki dimensi global yang menghubungkan isu sosial, ekonomi, dan diplomasi internasional5.
Revolusi Fesyen dalam Sejarah dan Budaya
Selain sebagai momen refleksi sosial, revolusi fesyen juga mencerminkan perubahan gaya dan budaya di berbagai era. Misalnya, pada tahun 1920-an, dunia menyaksikan perubahan radikal dalam mode dengan munculnya gaya yang lebih sederhana dan fungsional, menggantikan pakaian yang rumit dan tidak nyaman dari abad ke-19. Era ini dikenal sebagai masa “Roaring Twenties” yang menandai kebebasan dan kemajuan dalam dunia fesyen9.
Pada dekade 1970-an, revolusi fesyen kembali terjadi dengan munculnya gaya yang berani dan kreatif, dipengaruhi oleh ikon budaya seperti Jane Birkin dan David Bowie serta desainer ternama seperti Yves Saint Laurent dan Vivienne Westwood. Mereka memperkenalkan konsep androgini dan punk yang mengubah paradigma fesyen konvensional4.
Di Asia, khususnya di India, revolusi fesyen juga terlihat dalam transformasi sari yang telah berusia ribuan tahun. Sari yang dulunya pakaian tradisional kini dihidupkan kembali dengan sentuhan modern, dipakai oleh generasi muda dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan tampil di panggung internasional seperti Met Gala di New York. Hal ini menunjukkan bagaimana fesyen dapat menjadi medium ekspresi budaya yang dinamis dan terus berkembang7.
Peran Komunitas dan Konsumen
Hari Revolusi Fesyen juga mengajak komunitas pecinta fesyen dan konsumen untuk lebih kritis dan bertanggung jawab dalam memilih produk fesyen. Dengan menanyakan “Siapa yang membuat bajuku?” konsumen didorong untuk menuntut transparansi dari merek-merek dan mendukung praktik produksi yang etis dan berkelanjutan. Gerakan ini memperkuat suara para pekerja yang selama ini terpinggirkan dan memperjuangkan hak-hak mereka di balik layar industri fesyen5.
Kesimpulan
Hari Revolusi Fesyen yang diperingati setiap 24 April menjadi pengingat penting bagi dunia akan tragedi Rana Plaza dan kondisi buruh di industri fesyen yang selama ini kurang mendapat perhatian. Peringatan ini mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi dalam menciptakan industri fesyen yang lebih adil, transparan, dan berkelanjutan. Selain itu, revolusi fesyen juga merupakan cermin perubahan budaya dan gaya hidup yang terus berkembang di berbagai belahan dunia, dari mode modern di Barat hingga transformasi pakaian tradisional di Asia. Dengan demikian, Hari Revolusi Fesyen bukan hanya peringatan, tetapi juga gerakan global untuk masa depan fesyen yang lebih manusiawi dan berwawasan sosial.